MENPORA: PERIZINAN SATU PINTU DAN TARKAM, UNTUK MENINGKATKAN OLAHRAGA

Jakarta 9 September 2023 – Menteri Pemuda dan Olahraga RI Dito Ariotedjo mengatakan, mulai September 2023 perizinan kegiatan seni dan olahraga bisa diproses secara elektronik melalui prosedur satu pintu sehingga diharapkan frekuensi event akan meningkat. Prosedur ini diharapkan akan membuat proses perizinan menjadi transparan, akuntabel dan efisien.


Kebijakan tersebut diputuskan dalam rapat terbatas sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Maju di Istana Merdeka, Jakarta, yang dipimpin Presiden Jokowi pada awal Agustus lalu, kata Menpora Dito saat membuka dikusi panel bertema “Antara Prestasi dan Industri Olahraga” di Jakarta, Jumat (8 September) yang diselenggarakan oleh Kadin (Kamar Dagang dan Industri Indonesia) bidang Industri Olahraga dalam rangka Hari Olahraga Nasional 2023.



Menpora Dito berharap kebijakan tersebut dapat mendorong industri seni dan olahraga untuk lebih sering dan teratur menyelenggarakan kegiatan secara lebih mudah dan lebih terukur sehingga dapat meningkatkan prestasi olahraga maupun perekonomian rakyat.


Tarkam Munculkan Atlet Muda Potensial

Selain memudahkan perizinan kegiatan, Menpora Dito juga juga bermaksud menggalakkan kejuaraan olahraga antar kampung atau “Tarkam” di tingkat kabupaten dan kota, diawali untuk 5 cabang olahraga: bola voli, tenis meja, bulutangkis, bola basket, dan lari 500 meter, guna memunculkan atlet-atlet muda potensial, serta memberi hiburan bagi masyarakat luas di tingkat akar rumput.


“Tarkam dapat menjadi wadah rekreasi, sehingga masyarakat menjadi lebih guyub dan dapat mengurangi potensi konflik, sekaligus merangsang prestasi olahraga, dan turut menggerakkan sektor UMKM (usaha mikro, kecil dan menengah) yang memanfaatkan kehadiran banyak penonton,” katanya.


Bisnis Olahraga Rp 120 Triliun

Pada sambutan awal sebelum diskusi panel, Ketua Kadin Arsjad Rasjid mengatakan, nilai PDB (Produk Domestik Bruto) dalam transaksi bisnis olahraga Indonesia mencapai Rp 120 triliun atau sekitar 1,1% dan nilai tersebut cenderung naik terus sejalan dengan meningkatnya kesadaran tentang pentingnya olahraga dan kesehatan.


Dibutuhkan langkah-langkah strategis guna meningkatkan terus bisnis olahraga di Indonesia, termasuk dukungan dan kolaborasi dalam meningkatkan infrastruktur dan pendanaan, agar mampu bersaing. Strategi dan solusi perlu disusun, kata Arsjad yang juga Ketua Umum Pengurus Besar – Persatuan Panahan Indonesia (PB-Perpani) itu.


Sementara itu Ketua Umum KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) Pusat Letjen TNI (Pur) Marciano Norman dalam sambutannya berharap agar olahraga Indonesia maju dan berkembang secara optimal dengan didukung seluruh pemangku kepentingan di Indonesia.


Seluruh lomba dan pertandingan dalam PON ke-21 tahun 2024 di Aceh dan Sumut akan menggunakan alat dan perlengkapan hasil produksi dalam negeri. “Para atlet peserta PON ke-21 yang berjumlah 12 ribu dari 38 provinsi akan mengenakan apparel, atau seragam yang bercorak modis dengan berbagai asesori-nya, buatan dalam negeri,” kata mantan Pangdam Jaya dan Kepala BIN (Badan Intelijen Negara) itu, seraya menambahkan bahwa saat ini tercatat sekitar 1.000 UMKM di Indonesia yang memproduksi alat dan perlengkapan olahraga.


Sedangkan Ketua Umum KOI (Komite Olimpiade Indonesia) Raja Sapta Oktohari (RSO) dalam sambutannya berharap agar Pemerintah RI memberikan stimulan bagi sektor bisnis yang berkomitmen mendukung pembinaan olahraga Indonesia.


“Di sektor kebudayaan telah dijanjikan insentif 20% bagi perusahaan yang mendukung pelestarian seni dan budaya. Masak di sektor olahraga belum ada (insentif serupa?). Dalam penjelasan tentang dana CSR (Corporate Social Responsibility), belum diakui adanya dukungan kepada kegiatan olahraga. Baru ada pengakuan dukungan kepada kegiatan kebudayaan dan keagamaan,” kata putra politikus Partai Hanura, Oesman Sapta Odang (OSO) itu.


Industri Olahraga


Dalam diskusi panel bertema “Antara Prestasi dan Industri Olahraga”, dibahas bahwa industri olahraga dapat tumbuh dan berkembang bila terdapat sejumlah kondisi, diantaranya kalender kegiatan lomba yang teratur serta berkesinambungan dan menghibur, sehingga dibanjiri penonton.



Kegiatan lomba yang menghibur dan dibanjiri ditonton, adalah lomba yang diikuti tim-tim peserta yang kuat dan berkualitas, serta dipimpin wasit dan juri yang adil dan kompeten, dan di-informasi-kan dan disiarkan secara luas oleh tim humas yang terampil. Dengan kata lain, lomba tersebut layak dan laku untuk dipasarkan.


Kegiatan lomba yang berkesinambungan dan dibanjiri penonton, akan menghasilkan pemasukan dari tiket masuk ke venue (arena lomba), merchandising (penjualan produk-produk yang berkaitan dengan lomba, seperti kaos, tas, topi, dll), sponsor, hak-siar media elektronik, dan transfer-atlet antar klub.


(Brata T. Hardjosubroto)